Botox merupakan salah satu prosedur kecantikan yang populer dalam industri kosmetik, terutama di kalangan mereka yang ingin mengurangi tanda-tanda penuaan tanpa melakukan prosedur bedah. Botox sering dipandang sebagai opsi kilat untuk mengatasi kerutan dan garis-garis halus di wajah.
Selain itu, botox untuk wajah bisa mengurangi resiko migrain kronis pada seseorang dengan faktor pemicu. Manfaat tersebut timbul karena adanya zat yang berperan dalam mencegah pergerakan otot. Salah satu zat yang digunakan adalah toksin botulinum. Selain itu ada abobotulinumtoxinA (Dysport), rimabotulinumtoxinB (Myobloc), dan incobotulinumtoxinA (Xeomin). Setiap satu memiliki manfaat yang berbeda. Terutama dalam hal satuan dosis, penggunaannya tidak dapat dikombinasikan. Namun, secara umum, zat-zat tersebut memiliki cara kerja yang serupa, yaitu dengan merelaksasi otot.
Sebenarnya, botox tak hanya bermanfaat untuk wajah, tetapi bisa dipakai untuk menangani kesulitan kesehatan tertentu, misalnya permasalahan saraf. Namun, dalam artikel ini akan membahas secara rinci tentang botox, termasuk prosedur pelaksanaannya, manfaatnya, serta risiko yang perlu diketahui calon pengguna.
Apa Itu Botox Wajah? Pengertian, Manfaat Serta Efek Sampingnya
Pengertian Botox Wajah
Botox, atau Botulinum Toxin, adalah zat yang dihasilkan oleh bakteri Clostridium botulinum. Pada dasarnya, botox adalah racun dan bila digunakan dalam jumlah banyak dapat menyebabkan kondisi keracunan makanan yang disebut botulisme. Namun, dalam dunia medis dan kosmetik, Botox digunakan dalam dosis yang sangat kecil dan aman untuk mengatasi kondisi medis dan kecantikan.
Botox memblokir sinyal saraf ke otot, menyebabkan otot yang disuntik botox menjadi “rileks” dan melemah. Hasilnya akan menghaluskan kulit dan mengurangi kerutan. Botox wajah paling sering digunakan untuk mengatasi kerutan di area dahi, kerutan di antara alis (garis glabellar), dan kerutan di sekitar mata (crow’s feet).
Toksin botulinum, atau Botox, adalah obat yang digunakan untuk mengurangi kerutan wajah dan mengobati migrain kronis, kekakuan otot, atau kandung kemih yang terlalu aktif. Botox juga digunakan untuk mengobati distonia serviks, mata berkedut, dan keringat berlebih di ketiak (hiperhidrosis). Botox dikembangkan dari racun yang dikeluarkan oleh Clostridium botulinum.
Ketika botox disuntikkan ke otot, ia dapat mengendurkan otot dengan menghalangi aliran sinyal saraf ke otot. Artinya otot tidak bisa berkontraksi lagi. Di Indonesia sendiri, botox masuk dalam daftar resmi obat pelemas otot kategori obat keras. Artinya hanya bisa diperoleh dengan resep dokter dan di bawah pengawasan dokter Anda.
Bagaimana Botox Wajah Bekerja?
Proses kerja botox memang tergolong sederhana, tetapi sangat efektif. Saat botox disuntikkan ke otot wajah, toksin botulinum akan menghentikan pelepasan zat kimia bernama asetilkolin yang memicu kontraksi otot.
Tanpa adanya sinyal ini, otot-otot wajah tidak dapat berkontraksi. Hal ini pada akhirnya mengurangi atau bahkan menghilangkan garis-garis dan kerutan akibat gerakan otot tersebut. Botox wajah tidak bersifat permanen. Efek relaksasi otot biasanya bertahan sekitar 3 hingga 6 bulan. Kemudian, otot akan kembali normal dan memerlukan injeksi berkelanjutan untuk menjaga hasil yang sama.
Meski demikian, kerutan yang muncul biasanya tidak terlalu terlihat dibandingkan sebelumnya. Dosis suntikan botox di area wajah dapat berbeda-beda tergantung status kesehatan pasien dan respon tubuh pasien terhadap zat tersebut. Beberapa area untuk botox wajah antara lain alis, dahi, mata, hidung, dagu, rahang, dan leher.
Manfaat Botox Wajah
Penggunaan botox pada wajah memiliki beragam manfaat, baik dari segi kecantikan maupun medis. Beberapa manfaat utama perawatan botox wajah tercantum di bawah ini:
Mengurangi Kerutan dan Garis Halus
Manfaat utama botox wajah adalah mengurangi kerutan dan garis halus pada wajah, terutama di area dahi dan sela-sela alis, di sekitar wajah dan mata. Dengan merelaksasi otot-otot wajah, botox wajah mencegah terbentuknya kerutan akibat ekspresi wajah seperti tersenyum, mengerutkan kening, dan mengangkat alis. Hasilnya kulit lebih halus dan tampak awet muda.
Membantu Mengobati Migrain
Salah satu manfaat medis botox yang tidak banyak diketahui adalah kemampuannya untuk mengobati migrain kronis. Untuk migrain kronis, botox dapat membantu mengurangi frekuensi dan intensitas serangan migrain. Suntikan botox dilakukan pada area sekitar kepala dan leher untuk memberikan efek relaksasi pada otot-otot tertentu yang dapat menyebabkan migrain.
Mengurangi Keringat Berlebihan (Hiperhidrosis)
Botox juga dapat digunakan untuk mengatasi masalah yang biasanya terjadi pada ketiak, telapak tangan, dan telapak kaki. Botox memblokir sinyal saraf ke kelenjar keringat, sehingga mengurangi produksi keringat di area ini Efek ini juga tidak permanen sehingga diperlukan perawatan rutin.
Mengatasi Masalah Bruxism atau Menggertakkan Gigi
Bruxism adalah suatu kondisi yang ditandai dengan kebiasaan menggertakkan gigi secara tidak sadar, terutama saat tidur. Kebiasaan ini dapat menyebabkan nyeri otot rahang dan kerusakan gigi. Botox meredakan ketegangan pada otot rahang, meredakan gejala gemeretak gigi, sehingga memberikan kenyamanan bagi mereka yang mengalaminya.
Membantu Mengatasi Masalah Asimetri Wajah
Dalam beberapa kasus, botox dapat membantu memperbaiki asimetri wajah. Jika satu sisi otot wajah Anda lebih aktif dibandingkan sisi lainnya, botox dapat digunakan untuk menyeimbangkan aktivitas otot dan meningkatkan simetri wajah.
Efek Samping Botox Wajah
Seperti prosedur medis lainnya, botox wajah memiliki risiko dan efek samping. Meskipun umumnya aman bila diberikan oleh profesional yang berkualifikasi, efek samping dapat terjadi, termasuk:
Nyeri atau Memar di Tempat Suntikan
Efek samping yang paling umum adalah nyeri, kemerahan, atau memar di tempat suntikan. Ini biasanya bersifat sementara dan hilang dalam beberapa hari.
Sakit Kepala
Beberapa orang melaporkan sakit kepala setelah suntikan botox. Hal ini terutama berlaku jika Anda menggunakan perawatan ini untuk pertama kalinya. Sakit kepala ini biasanya ringan dan hilang dalam 1 hingga 2 hari.
Tosis atau Kelopak Mata Terjatuh
Ptosis atau kelopak mata terjatuh merupakan efek samping yang lebih serius namun jarang terjadi. Hal ini terjadi ketika botox menyebar ke otot-otot di sekitar mata, menyebabkan kelopak mata terjatuh untuk sementara. Efek ini biasanya berlangsung beberapa minggu hingga botox benar-benar larut.
Wajah Terlihat Kaku atau Tidak Natural
Efek samping ini terjadi jika botox yang disuntikkan terlalu banyak sehingga menyebabkan otot wajah menjadi terlalu kaku dan ekspresi wajah terlihat tidak natural. Untuk menghindari efek tersebut, penting untuk memilih dokter yang berpengalaman.
Kesulitan Menelan atau Berbicara
Dalam kasus yang sangat jarang terjadi, botox dapat menyebabkan kesulitan menelan atau berbicara, jika disuntikkan terlalu dekat dengan otot yang terlibat dalam fungsi tersebut. Efek ini biasanya bersifat sementara, namun dapat mempengaruhi kesehatan Anda.
Reaksi Alergi
Reaksi alergi terhadap botox sangat jarang terjadi, namun bisa terjadi. Gejala yang mungkin terjadi antara lain gatal, ruam, dan bengkak di area wajah. Jika terjadi reaksi alergi, segera dapatkan bantuan medis.
Kesimpulan
Botox wajah adalah prosedur populer yang memiliki efek besar dalam mengurangi kerutan dan garis halus. Efek botox tidak hanya bersifat kecantikan, tetapi juga mencakup berbagai efek medis seperti pengobatan migrain, hiperhidrosis, dan menggertakkan gigi. Meskipun botox memiliki risiko efek samping, pengobatan ini biasanya aman jika dilakukan oleh dokter berpengalaman. Untuk itu, cobalah Diamond Plasma Stemcel di Nderma Clinic, dimana treatment kecantikan ini dengan alat khusus Mesogun dengan 5 titik jarum yang dapat diatur kedalaman dan dosis yang dikeluarkan. Treatment ini menggunakan 3 kombinasi ramuan terbaik yaitu Salmon DNA, Hyaluronic Acid dan Botox.
Namun, penting bagi calon pengguna untuk memahami bahwa botox tidak memberikan hasil permanen dan memerlukan perawatan rutin setiap beberapa bulan untuk mempertahankan hasil yang terlihat.